Bioskop di Edinburgh

James Bond

Kira-kira bioskop di Edinburgh seperti apa ya?

Apakah sama dengan di Indonesia pada umumnya?

Kurang lebihnya sih sama, terutama bila dibandingkan dengan Blitz Megaplex. Tetapi ada juga beberapa hal yang sangat-sangat berbeda.

  1. Tiket bisa dipesan secara online (kayaknya Blitz dan 21 juga sudah bisa ya sekarang?). Jadi pas datang, tinggal mendatangin mesin yang rada-rada mirip seperti ATM, terus masukin Debit/Credit Card yang digunakan pada saat membeli online tiket tersebut, dan keluar lah tiket yang kita pesan. Sudah menggunakan mesin otomatis, tidak perlu ngantri di loket lagi, he he he. Tetapi kalau tidak salah, 21 juga sudah menerapkan ini ya dibeberapa cinema-nya? Maksudnya ada mesin otomatis seperti ini juga.
  2. Tidak ada pemilihan nomor tempat duduk, alias bisa duduk bebas dimana saja kita mau. Seperti kata Kak Icut, disini tuh first come first serve. Jadi siapa yang datang pertama, dia lah yang dilayani. Atau dengan kata lain, siapa yang datang pertama ke ruangan itu, bisa sepuasnya duduk dimana saja. Jadi walaupun kita beli tiket yang pertama, tetapi datang ke ruangannya telat, ya ada kemungkinan tinggal tersisa di tempat-tempat yang tidak strategis. Seru sih sebenarnya sistem ini, tapi kayaknya kalau diterapkan di Indonesia, bakalan kayak busway, berebutan masuknya. Sedangkan disini kan pada tertib membuat antrian walaupun tidak disuruh, he he he. Tanya kenapa?
  3. Di salah satu bioskop disini, ada yang memutar film-film 3-D dengan menggunakan kacamata khusus, walaupun dikenakan biaya tambahan. Setelah dipikir-pikir, kalau saja Teater Keong Emas mau ikutan juga memutar film-film bioskop versi IMAX, sepertinya bakalan seru deh dan pasti bakalan banyak yang nonton. Kan penambahan pemasukkan juga buat pengelola Taman Mini Indonesia Indah, walaupun pasti harga film-film IMAX jauh lebih mahal dibandingkan film-film versi bioskop pada umumnya. Sok tau banget ya, he he he…
  4. Harga Student! Yup disini untuk para student banyak tersedia harga-harga khusus diberbagai tempat (tidak semua tempat ada sih). Tapi sangat-sangat lumayan murah, dibandingkan harga reguler-nya. Di Indonesia kan adanya hanya NoMat, tapi kurang tau juga apakah di Blitz ada, karena jujur saja belum pernah kesana…
  5. Petugas yang memeriksa tiket-tiketnya tidak berlokasi di depan pintu ruangan tempat kita bakalan menonton, melainkan di depan lorong yang berisi pintu-pintu ruangan tersebut (mudah-mudahan bisa nge-bayangin maksudnya). Jadi sebenarnya kalau kita mau pindah ruangan nonton film yang lain, kayaknya ngk ketahuan tuh, ha ha ha. Layak dicoba, wakakaka…
  6. Ada juga bioskop yang menawarkan untuk menjadi member, cukup bayar bulanan selama setahun (kontraknya and auto-debit), bisa nonton sepuasnya setiap bulan. Mantabz kan buat para pencinta film. Bisa nonton sampe bosen.
  7. Sebelum film dimulai kan biasanya diputar trailer-trailer dari film-film yang akan segara tayang. Nah, kalau disini yang diputar sebelum film utamanya adalah trailer-trailer + iklan-iklan. Jadi total durasinya sampai dengan setengah jam, dan baru lah si film utamanya diputar. Kesimpulannya, klo datang agak telat, masih belum ketinggalan filmnya + masih bisa jalan-jalan keliling bioskop dulu beli cemilan, ha ha ha… Serius, paling males tuh memang bagian ini, setengah jam coba bayangin… Cemilan selalu hampir habis duluan sebelum filmnya mulai…
  8. Situs-situs bioskop disini juga menampilkan jadwal-jadwal film sampai dengan beberapa minggu ke depan, tidak seperti 21 Cineplex yang hanya menampilkan film yang diputar pada hari itu saja. But good job for Blitz yang menampilkan film-film yang tayang selama seminggu ke depan.
  9. Oiya ada lagi yang sangat-sangat berbeda. Apa hayo? Film-film yang diputar disini tidak di sensor. Ya kalau memang tanpa busana, ya benar-benar diliatin, he he he… Toh di majalah-majalah pun seperti itu. Tapi bedanya disini ada pengklasifikasian umur berapa film tersebut boleh di tonton (mudah-mudahan bisa mengerti maksud kalimat ini karena kayaknya rada-rada ambigu). Jadi kalau tidak salah pada saat pembelian tiketnya, kalau memang film tersebut untuk dewasa, maka biasanya disuruh menunjukkan ID kalau tampang kita seperti mencurigakan. Ini juga kayaknya berlaku untuk pembelian minuman beralkohol dan rokok. Coba di Indonesia juga seperti ini ya, jadinya kan anak-anak dibawah umur tidak pada nge-rokok… By the way, anyway, busway, apa kabarnya tuh perda larangan merokok di tempat umum?
What’s your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

3 pemikiran pada “Bioskop di Edinburgh”

  1. weww..
    dpt kunjungan dr luar negri neeh blog saia..
    hehehe..
    *pdahal yg punya asli wong jowo pisan 😛
    mkasih atas kunjungannya 😀

    umm..
    seru juga thu d edinburgh
    jd pengen..
    ntr klo balik k sana ajak2 ea 😛
    ahahahahgz.

    o ea, blog anda tertaut dan d blogroll saia 🙂

    Thx
    ~DioRosso~

    Balas

Tinggalkan Balasan